Senin, 08 April 2013

Kisah Nabi Ayyub AS

Para ikhwan dan akhwat . saat ini mau memberikan kisah Nabi Ayyub AS yang memiliki kisah yang sangat wajib diikuti oleh umat manusia Para ahli tafsir, ahlli sejarah, dan ilmuwan lainnya mengatakan: Ayyub ‘alaihissalam adalah seorang yang mempunyai banyak kekayaan dengan aneka ragam wujudnya, baik binatang ternak maupun tanah pertanian yang membentang di daerah Hauran.”Ibnu ‘Asakir (di kitab tarikh Dimasq) menceritakan: Semuanya itu adalah miliknya. Disamping itu dia mempunyai anak dan anggota keluarga yang sangat banyak. Lalu semua kekayaan itu diambil darinya, kemudian fisiknya diuji dengan berbagai macam penyakit, sehingga tidak ada satu pun anggota tubuhnya yang sehat selain hati dan lidahnya yang selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala. Dengan penderitaan itu ia tetap sabar dan tabah serta selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala siang dan malam hari, pagi dan sore hari. Penyakit yang dideritanya itu berlangsung cukup lama hingga dia dikucilkan dan diusir dari kampungnya serta diputus dari interaksi dengan banyak orang. Tidak ada yang menaruh kasihan kecuali istrinya saja, di mana dia selalu memberikan perhatian yang dalam, dan dia tidak melupakan dan tetap menghargai kebaikan dan kasih sayang Ayyub ‘alaihissalam di masa lalu. Istrinya tidak henti-hentinya mengurus segala yang dibutuhkannya, termasuk membantunya buang hajat dan memenuhi semua keperluannya sehingga keadaan istrinya emakin lemah dan hartanya semakin menipis, hingga dia bekerja pada orang lain untuk dapat memberi makan suaminya serta mengobati suaminya-mudah-mudahan Allah meridhainya dan memberikan keridhaan kepadanya-.Namun dia tetap sabar dan tabah dengan peristiwa yang menimpanya dan dengan hilangnya kekayaan dan anak dari sisinya serta penderitaan yang dating bertubi-tubi setelah seblumnya dia merasakan kenikmatan dan kemuliaan. Maka Innaa lillaahi wa Innaa ilaihi raaji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali) Dan dalam hadits shahih riwayat Timidzi, Ibnu Majah, Ahmad dll ditegaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: أشد الناس بلاء الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل يبتلى الرجل على حسب دينه فإن كان في دينه صلبا اشتد بلاة ابتلؤه و إن كان في دينه رقي على قدر دينه فما يبرح البلاء بالعبد حتى يتركه يمشي على الأرض و ما عليه خطيئة “Orang yang mendapat cobaan paling berat adalah para Nabi, lalu orang-orang yang semisalnya dan orang yang semisalnya,seseorang diuji sesuai kadar agamanya, apabila agamanya kuat maka bertambah besar pula ujiannya, dan apabila agamanya lemah maka dia diuji sesuai kadar agamanya. Dan senantiasa seseorang mendapat ujian sampai dia berjalan di atas bumi dan tidak menanggung dosa.”(shahih riwayat Ahmad,Ibnu Majah dll)

Rabu, 03 April 2013

BERBAGI ITU INDAH

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Para ikhwan dan akhwat. hari ini akan mengupas tafsir AL QURAN . Surat AL Baqarah ayat 215. AL QURAN يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ Terjemahan Terjemahan . Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka infakkan. Katakanlah: "Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diberikan kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan." Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan , maka Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Kajian Para ikhwan dan akhwat..berbagi itu ternyata indah apalagi berbagi kepada sesama umat islam maupun non muslim yang tidak dapat mencukupi kebutuhan walaupun rezeki antum tidak terlalu banyak. walaupun saat ini, banyak sekali kaum muslim mencari rezeki berkiblat kapitalis tanpa ada menolong kaum muslim yang hanya makan seadanya sehari saja. Wallahualam bi shawab جزا رجل الدين الخيران كو واشكرن كا شي ران وا عليكم السلام

Kamis, 28 Maret 2013

KAJIAN TAFSIR AN NUR 55

Assalamualaikum WR WB ..para ikhwan dan akhwat Alquran وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَ يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ terjemahanALLAH telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa tetap kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55) Kajian kajian adalah: Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi’, maknanya ALLAH pasti memberikan khilafah kepada mereka dan dengan kekhilafahan itu mereka bisa berbuat seperti perbuatan para raja di muka bumi. dengan mengartikan bahwa ALLAH akan menurunkan seorang IMAM yang mana akan menyelamatkan umat islam dan membuat umat islam bersatu dengan kehidupan damai tapi tidak berlaku golongan umat islam yang tercipta dari atau untuk Yahudi Wallahu a'lam bi ash shawab

Rabu, 24 Oktober 2012

HARI INI, JUTAAN UMAT MENUNAIKAN WUKUF DI ARAFAH

LIPUTAN KHUSUS MELALUI JARINGAN TELEPON HARI INI, Jutaan umat islam dari seluruh dunia memasuki arafah untuk melakukan Wukuf. Wukuf adalah kegiatan utama dalam ibadah Haji. bila dalam rangkaian kegiatan haji jamaah tidak dapat melaksanakan wukuf dengan baik, maka tidak sah ibadah hajinya. Wukuf dilaksanakan hanya pada satu hari (siang hari) pada tanggal 9 dzulhijjah. Di antara berbagai jenis dosa, ada dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan melakukan wukuf di Arafah Bahkan Allah murka ketika manusia tidak yakin dosanya diampunkan di Arafah, seperti sabda Rasullullah saw : “Yang paling besar dosanya di antara manusia adalah seseorang yang berwukuf di Arafah lalu berprasangka bahwa Allah tidak memberinya ampun” (Al Khatib dalam kitab Al-Muttafaq wal Muftaraq) Demikian agung dan mulianya hari Arafah ini, meski wukuf hanya beberapa jam saja. Sungguh sangat penting berdoa di Arafah, disaksikan dari dekat oleh Allah SWT dan dibangga-banggakan-Nya di depan para malaikatnya. “Hai malaikat-Ku ! Apa balasan (bagi) hamba-Ku ini, ia bertasbih kepada-Ku, ia bertahlil kepada-Ku, ia bertakbir kepada-Ku, ia mengagungkan-Ku, ia mengenali-Ku, ia memuji-Ku, ia bershalawat kepada nabi-Ku. Wahai para malaikat-Ku ! Saksikanlah, bahwasanya Aku telah mengampuninya, Aku memberi syafaat (bantuan) kepadanya. Jika hambaku memintanya tentu akan Kuberikan untuk semua yang wukuf di Arafah ini.” langkah langkah WUKUF DI ARAFAH 1. Hendaklah bergerak dari Mina pada pagi tanggal 9 Dzulhijjah menuju ke Namirah melalui jalan Dhab. Sebenarnya diperbolehkan melalui jalan lain jika jalur Dhab sangat padat dan macet. Namun, tentu saja jalur tersebut yang lebih utama. 2. Disunahkan untuk mandi di Namirah sesudah matahari tergelincir di siang hari. Kemudian baru menuju Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. 3. Semua hujjaj disyariatkan untuk melakukan wukuf walau ia dalam keadaan haid. Bahkan orang yang sakit dan masih memungkinkan untuk dibawa ke Arafah, maka ia harus datang ke Arafah walau cuma sebentar. Wukuf di Arafah tidak boleh diwakilkan. Sebagaimana hadis Rasulullah, ibadah haji itu adalah wukuf di Arafah. Jika ia tidak hadir di Arafah, maka hajinya tidak sah. 4. Disunahkan melakukan Wukuf di Mauqif Rasul, yaitu di sisi Shakharat di kaki Bukit Rahmah. Jika memungkinkan, datangilah tempat itu. Namun jika keadaan penuh sesak, cukup memilih tempat yang terdekat dengan Mauqif Rasul. Hindarilah berdesak-desakan apalagi menyakiti sesama Muslim akibat saling dorong. 5. Memperbanyak doa dan berdoa menghadap kiblat hingga matahari terbenam. Bertobatlah dari dosa-dosa, dan menangislah mengharap ampunan Allah. Sesalilah semua kesalahan dan sibukkanlah diri dengan berdzikir. Jangan larutkan hari penting tersebut dengan mengobrol dan bersenda gurau atau berbincang-bincang yang tidak ada manfaatnya. 6. Ber-ifadhah dari Arafah melalui jalan Ma’zamain. 7. Hendaklah berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Hendaklah dimaklumi kepadatan jamaah haji dari seluruh dunia yang memadati Arafah. Jangan sampai saling dorong dan menyakiti orang lain. 8. Memperbanyak ucapan talbiyah dalam perjalanan ke Mina, di Arafah, di Muzdalifah, hingga saat melempari Jumrah Aqabah. 9. Berangkat dari Muzdalifah, sesudah sinar matahari terang, tetapi sebelum matahari terbit. Melempari Jumrah Aqabah antara matahari terbit sampai dengan matahari tergelincir, sambil membaca Allahu Akbar pada tiap-tiap melemparkan anak batu. 10. Kalau bisa, hendaklah menyembelih sendiri binatang hadyu. Atau sekurang-kurangnya menyaksikan penyembelihannya. 11. Memakan sebagian daging binatang hadyu, berjalan kaki untuk melempari jumrah yang tiga pada hari-hari Tasyriq. Membaca takbir dan berhenti dengan menghadap kiblat untuk berdoa, terkecuali melempari jumrah.

Kamis, 18 Oktober 2012

Marah yang Terpuji dan yang Tercela

Saat ini, sangat mudah orang mengumbar amarah. Sering karena hal sepele orang bisa marah. Tak jarang, rasa marah itu berujung pada pertikaian. Hanya karena senggolan motor, orang bisa marah. Hanya karena rebutan jalur saat mengendara, orang bisa melontarkan sumpah serapah. Hanya karena rebutan penumpang, antar kernet angkutan kota bisa saling caci-maki. Hanya karena sepakbola, antara pendukung masing-masing klub bisa saling tawuran. Saat jagonya dikalahkan dalam Pilkada, para pendukungnya tak sedikit yang kemudian melakukan kasi anarkis dan perusakan. Saat foto presidennya diinjak-injak, para pemujanya mengutuk habis-habisan. Di sisi lain, saat Baginda Rasulullah SAW dihina, banyak Muslim diam seribu bahasa. Jangankan marah, tergetar hatinya pun tidak. Saat Alquran diinjak-injak oleh orang-orang kafir, tak sedikit Muslim yang adem-ayem saja. Jangankan marah, sedikit peduli pun tidak. Saat rutusan bahkan ribuan umat Islam di negeri lain dibantai, kebanyakan kita pun hanya mengelus dada. Saat tempat-tempat suci seperti masjid diledakkan, saat hijab Muslimah dilecehkan, kebanyakan kita pun tak tergerak untuk sakadar menunjukkan amarah. Bahkan pada saat sebagian umat marah dengan melakukan demonstrasi mengutuk berbagai penodaan dan penghinaan simbol-simbol kesucian Islam dan kaum Muslim, ramai-ramai para penguasa atau pejabat negara berusaha meredam amarah umat tersebut, bahkan tak segan menghalangi dengan kekerasan para demonstran itu. Islam sebagai agama yang sempurna tentu mempunyai aturan tentang marah. Marah bukan hanya boleh, bahkan harus, saat kehormatan Allah SWT dan Rasul-Nya dilanggar. Sebaliknya, marah justru dilarang jika didorong oleh sentimen etnis, kelompok, golongan atau kebangsaan (’ashabiyah) karena semua itu hanya bersumber dari hawa nafsu dan setan. Kita harus meneladani Baginda Rasulullah SAW, kapan dan bagaimana beliau marah. Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mampu mengendalikan dirinya dan paling bagus akhlaknya. Beliau adalah orang yang paling penyayang dan lembut. Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang lebih pemalu dari para gadis pingitan, jika melihat sesuatu yang beliau benci, akan diketahui dari wajahnya (HR al-Bukhari). Beliau pun menyatakan: Orang yang kuat bukanlah dengan bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah (HR al-Bukhari). Abu Darda ra pernah menuturkan bahwa pernah ada seorang berkata kepada Nabi SAW, “Nasihatilah saya.” Rasulullah bersabda “Jangan marah1”. Orang itu mengulangi permintaannya, Rasul SAW pun mengulang sabdanya, “Jangan marah!” (HR al-Bukhari). Sikap marah mengantarkan seseorang untuk melakukan banyak keburukan, cacian, umpatan dan kata-kata kotor; bahkan pemukulan, perusakan fasilitas umum hingga melakukan tindak pembunuhan. Karena itu, menghindari marah sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW, hidup pemaaf dan berkasih-sayang terhadap sesama, akan menghindarkan seseorang dari banyak keburukan dan kejahatan. Namun dalam kondisi tertentu, Baginda Rasulullah SAW pun bisa marah, tentu semata-mata karena Allah SWT. Ada riwayat yang menyatakan: Sesungguhnya Nabi SAW tidak pernah marah terhadap sesuatu. Namun, jika larangan-larangan Allah dilanggar, ketika itu tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi rasa marahnya (HR al-Bukhari dan Muslim). Dalam hadits lain dinyatakan: Tidaklah Rasulullah SAW dihadapkan pada dua pilihan melainkan beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya selama tidak merupakan suatu dosa. Namun, bila sesuatu itu dosa, beliau adalah orang yang paling menjauh darinya. Tidaklah beliau membalas karena dirinya kecuali kehormatan Allah SWT dilanggar maka beliau pun marah (HR al-Bukhari). Jabir ra menuturkan, “Rasulullah SAW, bila marah, dua matanya berwarna merah, suaranya meninggi dan kemarahannya mengeras hingga seperti seorang komandan memperingatkan pasukannya.” (HR al-Bukhari dan Muslim). Karena itu, dalam banyak hal kita pun harus marah, misal: saat kehormatan Islam dilecehkan, saat orang-orang kafir mengolok-olok Islam, saat orang-orang liberal mengacak-acak Alquran, saat para penguasa membuat UU yang bertentangan dengan Islam dan melakukan berbagai kezaliman, saat saudara-saudara sesama Muslim dihinakan bahkan dibantai tanpa belas kasihan, dsb. Dalam hal seperti ini kita bukan hanya boleh marah, bahkan harus marah. Jika mampu kita wajib mengubahnya dengan tangan (kekuasaan), atau dengan lisan (dakwah) atau dengan hati—meski itu menandakan iman yang paling lemah (HR Muslim). Jika dengan hati pun tidak bisa—adem-ayem dan acuh-tak acuh—maka bisa jadi tidak ada lagi keimanan yang tersisa. Na’udzu bilLah min dzalik nara sumber; HTI

kutipan radio silaturahim 720 am

MIMBAR JUMAT MAJELIS INSAN ISLAMIYAH EDISI UNTUK ISLAM SATU

Selasa, 16 Oktober 2012

AJARAN ISLAM MAKIN BEBAS DI FILIPINA

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Kesepakatan damai pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) disambut suka cita umat Islam.

Sebagai respons lanjutan, mereka promosikan ajaran Islam kepada masyarakat Filipina. Aktivis Jaringan Pemuda Profesional Moro (YMPN) misalnya, mereka ikut ambil bagian dalam  lari maraton di Manila, akhir pekan lalu.

Yang menarik, mereka yang ambil bagian mengenakan jilbab. "Ini yang pertama bagi kami. Perlu digarisbawahi, mengenakan jilbab merupakan bagian penting dalam ajaran Islam. Ini seharusnya menjadi satu bentuk kekayaan Filipina," kata Juru bicara YMPN, Bai Rohaniza Sumndad Usman, seperti dikutip onislam.net, Senin (15/10).

Ia menambahkan keikutsertaan pihaknya dalam aktivitas tersebut merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukan paradigma positif tentang Islam dalam menghadapi setiap tantangan berbeda.

Aktivis YMPN lain, Amirah Gutoc, mengatakan kebebasan beragama dan pemahaman merupakan langkah penting menuju perdamaian negara kita. Apalagi, belakangan ada berbagai provokasi seperti film “Innocence of Muslims” dan larangan jilbab mengancam perdamaian itu. 

"Kami terinspirasi untuk menciptakan sejarah berupa tampilnya Muslimah berjilbab dalam masyarakat Filipina," kata dia.

Ketua YMPN, Kasim Nash, menyatakan keikutsertaan Muslim merupakan wujud implementasi kesepakatan damai. "Bangsa kita terus berupaya mencapai perdamaian. Adalah kewajiban kita memberikan sumbangsih," ujarnya.

Pemerintah Filipina mencapai kesepakatan rencana perdamaian dengan Front Perlawanan Muslim Moro (MILF). Rencana perjanjian damai ini akan menyudahi bentrokan antara kedua kubu yang telah berlangsung beberapa dekade.

Kesepakatan tersebut mencakup rencana pembentukan daerah semi-otonom bagi 12 ribu Muslim Moro di Pulau Minadanao. Wilayah ini diklaim oleh pihak MILF sebagai tanah nenek moyang mereka.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/10/15/mbxwgp-manfaatkan-momentum-muslim-filipina-promosikan-ajaran-islam