WARTARASIL – Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas
peradaban dunia berlangsung sangat lama sekira 13 abad, yaitu sejak masa
kepemimpinan Rasulullah Saw di Madienah (622-632M); Masa Daulat
Khulafaur Rasyidin (632-661M); Masa Daulat Umayyah (661-750M) dan Masa
Daulat Abbasiyah (750-1258 M) sampai tumbangnya Kekhilafahan Turki
Utsmani pada tanggal 28 Rajab tahun 1342 H atau bertepatan dengan
tanggal 3 Maret 1924 M, dimana masa-masa kejayaan dan puncak keemasannya
banyak melahirkan banyak ilmuwan muslim berkaliber internasional yang
telah menorehkan karya-karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia
yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun, dimulai dari abad 6 M
sampai dengan abad 12 M. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia
berada pada tangan umat Islam.
Pada saat berjayanya peradaban Islam semangat pencarian ilmu sangat
kental dalam kehidupan sehari-hari. Semangat pencarian ilmu yang
berkembang menjadi tradisi intelektual secara historis dimulai dari
pemahaman (tafaqquh) terhadap al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw yang kemudian dipahami, ditafsirkan dan dikembangkan oleh
para sahabat, tabiin, tabi’ tabiin dan para ulama yang datang kemudian
dengan merujuk pada Sunnah Nabi Muhammad saw.Kebanyakan kaum Muslim saat ini memang sudah tidak lagi mengenal sejarah panjang keemasan Islam. Sejarah Islam yang membentang selama 1.300 tahun itu seolah telah sirna dari ingatan mereka. Padahal, dalam sejarah peradaban manusia, belum pernah ada sebuah sistem kehidupan yang mampu bertahan sepanjang kurun itu. Sosialisme, misalnya, hanya mampu bertahan selama 74 tahun, yakni sejak ideologi tersebut eksis secara internasional tahun 1917 dengan berdirinya negara Uni Soviet hingga kehancurannya tahun 1991.
Secara garis besar setelah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu
‘alayhi wa alihi wa sallam, Islam berkembang dengan pesat ke seluruh
penjuru dunia. Kekhilafahan bani Umayyah, Kekhilafahan bani Abbasiyyah
dan Kekhilafahan Turki Utsmani sebagai pernyambung kekuatan Islam
setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin (Khilafah Nubuwwah) senantiasa
menyebarkan Islam dan meluaskan wilayah-wilayah kaum Muslimin.
Kontinuitas Kekhilafahan
Rasulullah saw. telah memerintahkan kaum Muslim untuk mengangkat
khalifah, sepeninggal beliau. Khalifah inilah yang di-baiat secara
syar‘î untuk memimpin kaum Muslim berdasarkan Kitabullah dan Sunnah
Rasul-Nya. Dia pula yang akan menerapkan syariat Allah sekaligus
menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Rasulullah saw. berwasiat kepada kaum Muslim agar jangan sampai
mereka hidup tanpa memiliki khalifah. Apabila tidak ada khalifah, kerena
berbagai sebab, maka tidak ada aktivitas yang patut dilakukan kaum
Muslim kecuali segera mengangkat khalifah yang baru. Dialah yang akan
melanjutkan estafet kepemimpinan pada masa berikutnya. Rasulullah saw.
bersabda:
«وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً»
Siapa saja yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di atas pundaknya, maka ia mati dalam keadaan Jahiliah (HR Muslim).
Dari sinilah kita dapat memahami mengapa para sahabat r.a. memprioritaskan pemilihan khalifah,
setelah Rasulullah saw. wafat, daripada memakamkan jenazah beliau
terlebih dulu. Padahal, para sahabat tentu tahu, bahwa menyegerakan
pemakaman jenazah adalah perkara yang wajib, apalagi jenazah Rasulullah
saw. Namun, hal itu tidak dilakukan, karena mereka paham bahwa
mengangkat khalifah—yang akan menggantikan Rasulullah saw. dalam hal
kepemimpinan umat (bukan dalam urusan kenabian)—adalah kewajiban yang
harus lebih didahulukan.
Umat Islam generasi terdahulu telah menjaga wasiat Nabi Muhamad
saw. itu, dengan tetap memiliki khalifah dalam kurun waktu yang amat
panjang, yaitu selama 13 abad. Mereka bahkan tidak pernah membayangkan
kaum Muslim akan hidup tanpa khalifah sebagaimana yang tejadi saat ini.
Kaum Muslim waktu itu terus menjaga eksistensi khalifah. Apabila
khalifah meninggal atau tidak ada karena satu dan lain sebab, maka
Majelis Umat (Ahlul Halli wal ‘Aqd) segera mengangkat khalifah pengganti. Demikian seterusnya sehingga kaum Muslim senantiasa hidup dengan memiliki seorang khalifah atau imam. (akh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar